Ini untuk kedua kalinya aku ikut ru'yah, dan untuk kedua kalinya pula gagal melihat si hilal (asembzt) sebenarnya beberapa kali aku sering diajak ikut buat ru'yah, cuman waktunya tak pernah pas. Alhamdulillah setelah beberapa kesempatan terlewatkan, aku diberi kesempatanuntuk ikut. Persiapannya terbilang sederhana, sore aku dikasih tahu sama PJ. Falaq Ust. Ahull Ayiss
"dzul, nanati malam ikut rapat buat persiapan ru'yah"
"injih ustadz,"
Malamnya sehabis tarawih persiapan pun dimulai, mulai dari pembahasan posisi kira-kira hilal akan muncul, perhitungan kalender dengan beberapa metode, hingga pembagian wilayah. Wal hasil, aku ditugasin buat ru'yah di tanjung kodok (WBL), dengan personil
- Ust. Agus Saputra
- Ust. Ali Utsman
- Ust. Muhammad Khudhori Al-Tsubuty
- Ust. Syamsul Arifin
Sekitar pukul sepuluh sabtu pagi, meluncurlah kami dengan AVANZA warna hitam, panas bercampur debu, ditambah dengan keringnya kerongkongan dan perut yang kosong (lebay mas...). akhirnya samapai juga kami di lokasi.
Agenda di lokasi
- Sholat Jama' Dhuhur-Ashar (pastinya),
- Setelah mencari lapak yang pas buat mentelengin(ngamati) hilal yang konon dari hasil perhitungan, masih setipis rambut.
- Mencari si Hilal
- BERBUKA PUASA
Pas tiba di lokasi behh,,, tenyata alatnya gedhe-gedhe dan kita hanya memakai alat yang bernama TAMAYA (TAMAYA lho ya!!! bukan TAMIYA).
Matahari mulai tenggelam teletubies berpamitan, eh nah,, bukan-bukan, waktunya fokus ke titik tempat dimana diperkirakan hilal akan muncul.
Detik terus berjalan, samapai bosan lalu diganti menit, terus menit juga mulai bosan, giliran jam, sampai matahari benar-benar tenggelam dan hasilnya 0.
Adzan dikumandangakan, tapi sekian mata masih memadati langit berharap Hilal sejenak menampakkan dirinya, tapi setelah waktu untuk memungkikan bertemu dengan hilal habis, mata-mata itu pun bubar.
Setelah itu diadakan pembacaan keputusan oleh Kanwil Depag Lamongan.
Ba'da itu kita makan-makan, wa ba'duhu Go back to our habitat.
Eh, ditengah perjalanan, ada acara tambahan, "MUTER_MUTER RAMAYAN GRESIK", lihat dompet unga terbatas, untung ada Ust. Agus Saputra, yg ternyata membawa amunisi cukup banyak. Ya, perburuan pun dimulai, akhirnya dapat deh tas Nortwand buat netpy kekasih hati Maulidatun Nuril Fitrian.
11 lebih sekian kita sampai kembali ke masjid tanpa pintu, fyuh tapi diujung sana tugas baru menanti
ini ceritaku apa ceritamu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar