Selasa, 08 Oktober 2013

Something about dewi sri




Sang surya mulai kembali keperaduannya,hujan menyisakan dingin.bus yang kami tumpangi merapat ketempat yang telah ditentukan.kaca yang mengelilingi kendaraan kami ini meneteskan titik-titik air.kusapu pandanganku pada setiap titik pusat perbelanjaan yang tak akan pernah terlewatkan bagi setiap orang yang mengunjungi kota malang ini.suara adzan berkumandang menandakan setiap orang harus menghentikan semua aktifitasnya.
 “ anak-anak kalian punya waktu selama satu jam,sekarang kalian shalat dulu di mushalla itu”ujar pak fadli yang merupakan guru kesiswaan kami sebari menunjuk kearah seberang jalan yang spontanitas mendapatkan perhatian serempak dari semua penghuni bus.
 “setelah itu kalian boleh belanja sepuasnya buat oleh-oleh”lanjut pak fadli
Tanpa mendapat aba-aba lebih lanjut,kami berhamburan keluar dari bus,menikmati suasana maghrib di kota malang.kulangkahkan kaki menuju musholla sederhana yang tampak terawat dengan baik.bunga-bunga tertata rapi menemani pagar yang mengelilinginya.
 “ kalo jalan itu jangan ngelamun,buuuuuk”suara wulan mengagetkanku.
 “hehehe..”
 “kebiasaan,kalo nggak bisa jawab mesti cuma bisa ketawa doang”
 “pean shalat nggak??”tanyaku
 “iya shalatlah,kalo nggak shalat ngapain ke mushalla?mendingan langsung cari oleh-oleh buat temen-temen asrama”jawabnya panjang lebar
 “ kirain cuma mau nemenin aku”
 “nuarsismu lho,nggak ketulungan mbak yu”katanya dengan nada kesal


                                                            ***
Jam menunjukkan pukul 18.15 WIB.shalat maghrib telah kukerjakan berjama’ah bersama wulan.dengan dzikir ala kadarnya karena wulan ingin cepat-cepat memborong aksesoris yang sempat tertangkap oleh matanya di salah satu toko,waktu turun dari bus.hem,wulan memang maniak aksesoris.dia sempat memaksaku untuk menemaninya belanja,tapi aku menolaknya karena aku ingin menyelesaikan bacaanku tentang pengobatan alami.alhamdulillah,wulan memahamiku bahwasanya buku adalah makanan favoritku,dan tak akan tenang jika belum tamat.
 “orang muslim itu munafik”seorang pemuda disebelahku mengatakan hal yang refleks membuatku menghentikan aktivitas membacaku.
 “maaf,anda bicara dengan siapa?”kuberanikan bertanya padanya
 “dengan orang yang mengaku dirinya beragama islam”jawabnya menatapku tajam
 “apa maksud anda berkata seperti itu?”kucoba untuk menahan amarah
 “islam berkata bahwa umatnya agar hanya menyembah allah,dzat yang tidak berwujud”cetusnya
 “memang benar,allah itu satu dan tidak dapat terlihat oleh mata”jelasku
 “tapi,kenyataannya tidak seperti itu”nadanya meninggi
 “lantas?”
 “umat islam menyembah sebuah bangunan yang biasa mereka sebut dengan ka’bah”ujarnya dengan penuh keyakinan
“tidak!”tegasku
 “kenapa tidak?”
 “orang islam menyembah allah,sedangkan ka’bah merupakan kiblat agar kami serempak menghadap satu arah
Pemuda itu tersenyum kemudian melanjutkan argumennya “islam juga tidak dapat mengerti perasaan wanita”
 “mengapa anda berkata demikian?”tanyaku
 “buktinya islam memperbolehkan poligami”tukasnya
Aku hanya bisa terdiam,ku tak tahu apa yang harus kukatakan.karena aku juga sempat memiliki pikiran yang sama.aku beranggapan bahwa islam merelakan perasaan wanita hanya untuk memuaskan nafsu lelaki yang tak pernah bisa setia pada satu wanita saja.
 “kenapa?anda merasakan hal itu?wanita mana yang mau dimadu?bagi seorang wanita lebih baik di racun daripada dimadu!”kata-katanya memojokkanku,dia tersenyum penuh arti.
 “anda salah!”tegasku
 “mengapa demikian?anda setuju dengan hukum islam yang memperbolehkan poligami?”
 “ islam punya alasan tersendiri,justru karena islam menyayangi wanita maka diperbolehkan poligami dalam islam”pemuda itu tertegun mendengar penuturanku
 “bisa anda jelaskan alasannya?”
 “di zaman yang semakin akhir ini,jumlah wanita jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki,maka diperbolehkannya poligami dalam islam untuk menjaga derajat wanita.seandainya islam melarang poligami,niscaya akan banyak wanita yang tidak memiliki pasangan bahkan hanya akan menjadi seorang simpanan tanpa ada ikatan nikah,dan itu akan menurunkan derajat wanita”
 “anda membela agama anda,meskipun anda tahu bahwa agama anda salah”dia berkata dengan nada mencela,membuat telingaku gatal dan darahku semakin mendidih.
 “saya tidak membela agama saya,akan tetapi saya hanya mengatakan apa adanya tentang agama saya”
 “berarti anda setuju dengan adanya poligami?dan anda rela jika suami anda melakukan poligami?apakah anda ikhlas jika suami anda mencintai wanita selain anda?tidakkah wanita adalah makhluk yang sangat rentan akan hal itu?”
 “itu tugas saya sebagai wanita,saya akan berusaha melayani suami saya dengan sebaik-baiknya sehingga dia tidak akan berpaling pada wanita lain.karena saya hanya ingin seperti siti khadijah dan siti fatimah yang tidak pernah dimadu”tegasku
Sekarang pemuda itu yang terdiam mendengar penjabaranku.tak ada satu patah katapun yang keluar dari bibirnya.
 “satu hal lagi”lanjutku
 dia menatapku penuh tanda tanya.sengaja tak kulanjutkan perkataanku.aku ingin melihat reaksi apa yang akan dia tampakkan padaku.
 “apa lagi?”tanyanya dengan ekspresi yang di buat sedatar mungkin.
 “LAKUM DIINUKUM WA LII YADIIN”kataku mantab
 “surat al-kaafikun”sanggahnya
Deg!dia tahu ayat itu.siapakah orang ini sebenarnya?tanyaku dalam hati.
 “bolehkah saya menebak sesuatu tentang anda?”tanyaku
 “silahkan”
 “anda adalah orang yang menganut paham atheisme,dan sekarang anda sedang mencari kebenaran suatu agama.karena anda lelah menghadapi kehampaan hidup tanpa adanya tuhan.anda juga mempelajari islamologi,maka dari itu anda tahu yang saya ungkapkan tadi merupakan potongan ayat dalam surat al-kaafirun”
 “apa islam juga mengajarkan agar seseorang bisa mendeteksi orang lain?”tanyanya
 “hehehe..berarti dugaan saya tepat”
 “iya tepat,bahkan sangat tepat!bolehkah saya juga menebak tentang siapa anda?”
 “silahkan”
 “ anda seorang mahasiswi yang kuliah di salah satu universitas yang ada di kota malang ini”ujarnya penuh percaya diri
 “salah”
 “ lantas?”
 “ saya adalah santri yang masih duduk di kelas sembilan MTs,di salah satu pesantren yang terletak di kota jombang”paparku
Dia menatapku lekat,seakan tidak percaya dengan apa yang telah aku katakan.
 “saya datang ke malang bersama teman-teman dalam rangka study tour ke jatim park,dan kebetulan mampir ke dewi sri ini untuk membeli buah tangan”imbuhku
Dia hanya terdiam,tidak ada tanggapan yang berarti.mengakibatkanku terdiam pula.keheningan menghiasi kami berdua.tak ada yang membuka pembicaraan.hingga tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing lagi bagiku
 “fitri,ayo pulang”teriak wulan menggelegar
 “iya,ayo”ucapku menyetujui ajakan wulan sebari beranjak dari tempat dudukku
 “fitri tunggu”pemuda itu mengeluarkan suara
 “darimana tahu namaku?”tanyaku heran
 “tadi teman kamu manggil gitu”
 “ ooo”
 “nama lengkapnya?”tanyanya ingin tahu
 “ fitri maulidia”
 “ allah telah memberikan hidayahnya kepadaku melaluimu maka aku ingin kamu menyaksikan aku sejenak”
 aku bingung dengan apa yang dia maksudkan.
 “ASYHADU ALLA ILIHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH”ucapnya dengan penuh keharuan
dia mengucapkan dua kalimat syahadat,berarti dia telah memeluk agama islam.subhanallah.tanpa kusadari butiran mutiara bening menetes dipipiku.
                                                ***
Bus melanjutkan perjalanannya mengantarkan kami kembali ke penjara suci,membawa sebersit kenangan tentang seorang muallaf.
 “ cie..cie..akhirnya dapat kenalan cowok disini,cakep fit.mang namanya siapa?”ledek wulan
 “namanya?upz aku juga nggak tahu namanya siapa?kataku
 “kok bisa?”
 “ bisa aja”
Pembicaraan yang panjang lebar itu tidak menanggalkan namanya dalam memori otakku.
Biarkan saja,karena yang terpenting aku mendapatkan pelajaran berharga dalam perjalanan ini.

Malam kamis,jam 02.30 WIB

pelangi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar