Rabu, 27 Mei 2015

secercah pesan habib Umar bin Hamid al Jilany kepada santri Al Fithrah surabaya

Jum’at, 22 Mei 2015 ba’da shalat jum’at, di masjid pondok pesantren Assalafi Al Fithrah, Habib Umar bin Hamid Al-Jilany, dari Makkah Mukarramah berkenan untuk memberikan tausiyah yang diterjemahkan oleh Ust. Nur Kholis, Lc. M.H.I. kepada segenap santri pondok pesantren as-salafi Al Fithrah.
Diawali dengan ucapan basmalah, Alhamdulillah, dan shalawat serta salam kepada Nabi, shahabat, dan tabi’in. belliau menyampaikan beberapa point yang berkaitan dengan hari yang Mubarak yakni hari jum’at dan menyampaikan beberapa pesan kepada para penuntut ilmu (santri).
Pertama : mengenai hari yang barokah (jum’at) beliau paring dawuh.
·         “ salah satu bukti kecintaan kepada Rasulullah adalah dengan bershalawat tatkala nama beliau disebut.”
·         “ tatkala berkumpul dalam suatu majlis yang barokah, dan hari yang barokah, dianjurkan untuk membersihkan membersihkan jiwa. Serta membersihkan pakaian ketika hendak melaksanakan shalat jum’at. Selain itu juga membaca shalawat , allahumma shalli ‘ala sayyidina muhammad wa ‘ala alihi wa barik wa shahbihi w sallim sebanyak tiga kali.”
·         “dianjurkan juga membaca surat al-Kahfi, dan barokah surat tersebut bisa menjaga kita dari segala hal.”
Kedua : kepada segenap pencari ilmu beliau paring dawuh, diantaranya :
§  “ gelar santri (pencari ilmu) merupakan gelar yang diberi Allah kepada kita, agar kita menjadi dai (orang yang mengajak kepada jalan yang menuju Allah). Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Mujadalah : 11,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ  [المجادلة : 11]
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(QS. Al Mujadalah :11)
Juga sabda Rasul : “ barangsiapa yang menuntut ilmu akan dimudahkan menuju surga.”
§  “ santri juga dimintai doa oleh ikan-ikan yang berada di laut. Padahal secara logika mereka tidak bisa berbicara, namun hal ini nyata adanya.”
§  “ santri adalah para pencari ilmu yang memiliki kesempatan berharga, maka jangan menyia-nyiakan kesempatan ini.”
§  “ setelah kurang lebih 20 tahun yang akan datang, santri akan menjadi orang yang bermanfaat, jika (ditekankan) bersungguh-sungguh mencari ilmu. Agar dapat mengamalkan apa yang telah diajarkan di pondok ini.”
§  “Masyarakat, Negara, wilayah, dan agama sangat membutuhkan santri. Maka dari itu santri harus bersiap.”
§  “ Habib juga sangat menekankan kepada santri untuk mengatur waktu, barangsiapa yang mengatur waktu dengan baik, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan. Sedangkan yang menyia-nyiakan waktu maka akan menjadi orang yang merugi. Beliau juga berpesan, agar santri membuat jadwal untuk hari ini dan hari esok, karena jabatan setinggi apapun tidak mampu mengembalikan waktu.”
§  “ hal yang perlu diperhatikan adalah taqwa billah, serta adanya istiqamah. Karena dengan istiqamah akan memancarkan cahaya. Beliau mengambil sebuah kisah dari Imam Syafi’I dan Imam Malk, ketika Imam Syafi’I berusia 11 tahun, Imam Malik berkata : “ Aku melihat cahaya di wajahmu.” Maka dianjurkan kepada kita untuk istiqamah, karena dengan hal tersebut kita bisa seperti Imam Syafi’i.”
§  “ hal yang harus dilakukan juga adalah menghormati para guru.”
§  “ santri juga harus saling membantu. Ta’awun ‘alal birri wat taqwa (saling membantu dalam kebaikan dan taqwa). Karena dengan membantu akan menambah pengetahuan yang belum pernah diketahui.
§  “pentingnya bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Diantaranya dengan mempelajari pelajaran sebelum memulai pelajaran tersebut. Sehingga ketika guru memberikan materi, santri bisa memahami. Juga tawadhu’ kepada guru-gurunya dan mengulangi pelajaran seusai pelajaran. Baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Serta menanyakan kepada guru, hal-hal yang tidak dipahami.”
§  “Menjaga shalat lima waktu, dan kebersihan diri baik secara dhahir maupun batin.”
§  “Senantiasa membaca al Qur’an dengan menggunakan ilmu tajwid. Karena al Qur’an adalah bahasa yang digunakan Rasul, shahabat dan orang-orang yang mengucapkan kalimat tauhid. Jika memungkinkan menghafal sebagian ayat al qur’an, minimal juz 30. Juga menghafalkan hadits, minimal hadits arba’in nawawi.”
Diakhir tausiyah, beliau menekankan lagi, untuk tidak menyia-nyiakan waktu, berijtihad, membaca al-Qur’an dan hadits. Mempelajari pelajaran sebelum dimulai, dan mengulanginya seusai pelajaran. Serta kasih sayang diantar teman, agar terpancar cahaya diberbagai hal.
Beliau menutup tausiyah disiang itu, dengan doa. Semoga beliau senantiasa diberi kesehatan dan umur panjang, agar bisa senantiasa hadir di ondok pesantren ini dan memberikan seberkah cahaya kepada siapapun yang hadir. Amin. J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar