Jum’at, 22 Mei 2015 ba’da shalat jum’at, di masjid pondok pesantren
Assalafi Al Fithrah, Habib Umar bin Hamid Al-Jilany, dari Makkah Mukarramah
berkenan untuk memberikan tausiyah yang diterjemahkan oleh Ust. Nur Kholis, Lc.
M.H.I. kepada segenap santri pondok pesantren as-salafi Al Fithrah.
Diawali dengan ucapan basmalah, Alhamdulillah, dan shalawat serta
salam kepada Nabi, shahabat, dan tabi’in. belliau menyampaikan beberapa point
yang berkaitan dengan hari yang Mubarak yakni hari jum’at dan menyampaikan
beberapa pesan kepada para penuntut ilmu (santri).
Pertama
: mengenai hari yang barokah (jum’at) beliau paring dawuh.
·
“
salah satu bukti kecintaan kepada Rasulullah adalah dengan bershalawat tatkala
nama beliau disebut.”
·
“
tatkala berkumpul dalam suatu majlis yang barokah, dan hari yang barokah,
dianjurkan untuk membersihkan membersihkan jiwa. Serta membersihkan pakaian
ketika hendak melaksanakan shalat jum’at. Selain itu juga membaca shalawat , allahumma
shalli ‘ala sayyidina muhammad wa ‘ala alihi wa barik wa shahbihi w sallim sebanyak
tiga kali.”
·
“dianjurkan
juga membaca surat al-Kahfi, dan barokah surat tersebut bisa menjaga kita dari
segala hal.”
Kedua
: kepada segenap pencari ilmu beliau paring dawuh,
diantaranya :
§ “ gelar santri (pencari ilmu) merupakan gelar yang diberi Allah
kepada kita, agar kita menjadi dai (orang yang mengajak kepada jalan yang
menuju Allah). Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Mujadalah : 11,
يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ [المجادلة : 11]
“Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(QS. Al Mujadalah :11)
Juga sabda
Rasul : “ barangsiapa yang menuntut ilmu akan dimudahkan menuju surga.”
§ “ santri juga dimintai doa oleh ikan-ikan yang berada di laut.
Padahal secara logika mereka tidak bisa berbicara, namun hal ini nyata adanya.”
§ “ santri adalah para pencari ilmu yang memiliki kesempatan
berharga, maka jangan menyia-nyiakan kesempatan ini.”
§ “ setelah kurang lebih 20 tahun yang akan datang, santri akan
menjadi orang yang bermanfaat, jika (ditekankan) bersungguh-sungguh mencari
ilmu. Agar dapat mengamalkan apa yang telah diajarkan di pondok ini.”
§ “Masyarakat, Negara, wilayah, dan agama sangat membutuhkan santri.
Maka dari itu santri harus bersiap.”
§ “ Habib juga sangat menekankan kepada santri untuk mengatur waktu,
barangsiapa yang mengatur waktu dengan baik, maka akan mendapatkan apa yang
diinginkan. Sedangkan yang menyia-nyiakan waktu maka akan menjadi orang yang
merugi. Beliau juga berpesan, agar santri membuat jadwal untuk hari ini dan
hari esok, karena jabatan setinggi apapun tidak mampu mengembalikan waktu.”
§ “ hal yang perlu diperhatikan adalah taqwa billah, serta adanya
istiqamah. Karena dengan istiqamah akan memancarkan cahaya. Beliau mengambil
sebuah kisah dari Imam Syafi’I dan Imam Malk, ketika Imam Syafi’I berusia 11
tahun, Imam Malik berkata : “ Aku melihat cahaya di wajahmu.” Maka dianjurkan
kepada kita untuk istiqamah, karena dengan hal tersebut kita bisa seperti Imam
Syafi’i.”
§ “ hal yang harus dilakukan juga adalah menghormati para guru.”
§ “ santri juga harus saling membantu. Ta’awun ‘alal birri wat
taqwa (saling membantu dalam kebaikan dan taqwa). Karena dengan membantu
akan menambah pengetahuan yang belum pernah diketahui.
§ “pentingnya bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Diantaranya
dengan mempelajari pelajaran sebelum memulai pelajaran tersebut. Sehingga
ketika guru memberikan materi, santri bisa memahami. Juga tawadhu’ kepada
guru-gurunya dan mengulangi pelajaran seusai pelajaran. Baik di dalam kelas
maupun diluar kelas. Serta menanyakan kepada guru, hal-hal yang tidak
dipahami.”
§ “Menjaga shalat lima waktu, dan kebersihan diri baik secara dhahir
maupun batin.”
§ “Senantiasa membaca al Qur’an dengan menggunakan ilmu tajwid.
Karena al Qur’an adalah bahasa yang digunakan Rasul, shahabat dan orang-orang
yang mengucapkan kalimat tauhid. Jika memungkinkan menghafal sebagian ayat al
qur’an, minimal juz 30. Juga menghafalkan hadits, minimal hadits arba’in
nawawi.”
Diakhir
tausiyah, beliau menekankan lagi, untuk tidak menyia-nyiakan waktu, berijtihad,
membaca al-Qur’an dan hadits. Mempelajari pelajaran sebelum dimulai, dan
mengulanginya seusai pelajaran. Serta kasih sayang diantar teman, agar
terpancar cahaya diberbagai hal.
Beliau
menutup tausiyah disiang itu, dengan doa. Semoga beliau senantiasa diberi
kesehatan dan umur panjang, agar bisa senantiasa hadir di ondok pesantren ini
dan memberikan seberkah cahaya kepada siapapun yang hadir. Amin. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar